Meriahnya Ekspo Panggilan Keuskupan Sintang 2025 di Nanga Pinoh: Tanam Benih Panggilan, Bangun Semangat Iman Kaum Muda
Info Nanga Pinoh- Suasana meriah dan penuh sukacita menyelimuti halaman Gereja Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi. Untuk pertama kalinya, paroki ini dipercaya menjadi tuan rumah Ekspo Panggilan Keuskupan Sintang 2025, sebuah kegiatan besar yang mempertemukan para imam, suster, bruder, seminaris, dan umat dalam semangat panggilan serta pelayanan Gereja.
Kegiatan yang berlangsung pada 17–19 Oktober 2025 ini menjadi momen bersejarah bagi Paroki Nanga Pinoh, sekaligus menjadi ajang kebersamaan lintas paroki, termasuk Paroki Santa Perawan Maria Tanpa Noda Belimbing yang turut berpartisipasi aktif.
Pembukaan Meriah Bernuansa Budaya Tionghoa
Kemeriahan sudah terasa sejak hari pembukaan. Halaman gereja dihiasi ornamen warna-warni bernuansa Tionghoa yang mempercantik suasana. Para peserta disambut hangat dengan tarian barongsai yang enerjik, menggambarkan perpaduan indah antara iman dan budaya lokal.
Sebanyak 80 peserta hadir dalam ekspo ini, terdiri dari para imam Diosesan Keuskupan Sintang, serta anggota dari 18 kongregasi imam, bruder, dan suster yang berkarya di wilayah keuskupan. Turut hadir pula para seminaris dari Seminari Menengah Santo Yohanes Maria Vianney Sintang dan Seminari Tinggi Interdiosesan Antonino Ventimiglia Pontianak.
Kegiatan pembukaan berlangsung penuh sukacita. Semua peserta menyatu dalam semangat kebersamaan, saling mengenal, dan berbagi cerita tentang panggilan hidup religius masing-masing.

Baca Juga : Budiman Terapkan Filosofi “Minimal Kecelakaan”, Warga Tanah Pinoh Apresiasi Langkah Cepat Camat
Menginap di Rumah Umat, Dekatkan Diri dengan Komunitas
Yang membuat ekspo kali ini begitu istimewa adalah interaksi langsung peserta dengan umat di lapangan. Para peserta tidak tinggal di penginapan, melainkan menetap di rumah-rumah warga yang tersebar di 20 lokasi berbeda, mencakup 7 lingkungan dan 13 stasi di wilayah Nanga Pinoh dan Belimbing.
Setiap malam, para imam dan peserta merayakan ekaristi bersama umat di lingkungan masing-masing. Kegiatan ini bukan sekadar perayaan liturgi, tetapi juga menjadi ruang dialog dan perjumpaan yang mempererat relasi antara kaum religius dan masyarakat setempat.
“Melalui tinggal bersama umat, kami merasakan semangat kekeluargaan yang luar biasa. Ini bukan hanya tentang panggilan hidup membiara, tetapi juga tentang membangun komunitas iman yang saling mendukung,” ujar salah satu peserta ekspo.
Pameran dan Dialog Inspiratif untuk Kaum Muda
Selain perayaan ekaristi, rangkaian kegiatan ekspo juga diisi dengan pameran dan stand promosi tarekat, tempat umat bisa mengenal lebih dekat kehidupan para imam, bruder, dan suster. Stand-stand tersebut ramai dikunjungi umat yang ingin mengetahui lebih banyak tentang kehidupan pelayanan dan karya panggilan religius di berbagai kongregasi.
Pada 18 Oktober 2025, digelar dialog dan gelar wicara yang dihadiri lebih dari 1.000 pelajar Katolik dari sekolah-sekolah sekitar Nanga Pinoh. Antusiasme para siswa luar biasa — mereka aktif bertanya dan menunjukkan ketertarikan pada kehidupan para pelayan Gereja.
“Antusiasme umat dan pelajar luar biasa. Ini tanda kesadaran akan pentingnya tenaga pastoral semakin tumbuh. Kami yakin, benih panggilan sedang ditanam dan akan bertumbuh subur di tanah Nanga Pinoh,” tutur Pastor Kornel, imam muda Keuskupan Sintang yang turut menjadi pembicara dalam dialog tersebut.
Seminar Keluarga: Tanam Panggilan dari Rumah
Sore harinya, diadakan seminar keluarga bertema “Peran Penting Keluarga dalam Menumbuhkan Panggilan” di Aula St. Yoseph. Kegiatan ini diikuti oleh 48 keluarga dan diawali dengan pemaparan materi oleh RD. Ambrosius Robertus dari Seminari Tinggi Antonino Ventimiglia Pontianak.
Acara berlanjut dengan sharing inspiratif dari orang tua para imam asal Keuskupan Sintang, seperti orang tua RP. Leo Lako, CM, RD. Leonardus Alexander, dan RD. Ardianus Diri. Mereka berbagi kisah bagaimana mendukung dan membimbing anak-anak mereka hingga akhirnya memilih jalan hidup sebagai imam.
Para peserta seminar tampak terharu dan termotivasi. Banyak keluarga menyadari bahwa panggilan hidup religius berakar dari keluarga yang beriman dan mendukung.
Penutupan Penuh Sukacita di Hari Minggu Misi
Puncak ekspo berlangsung pada 19 Oktober 2025, bertepatan dengan Hari Minggu Misi. Kegiatan ditutup dengan perayaan ekaristi meriah yang dipimpin oleh Sekretaris Keuskupan Sintang, Pastor Hermanus Yosef Ga I (Romo Anyo), didampingi 18 imam konselebran.
Perayaan ini terasa istimewa dan mengharukan, terutama dengan kehadiran anak-anak yang mengenakan kostum imam, suster, bruder, hingga uskup kecil, sebagai simbol harapan bagi lahirnya generasi penerus panggilan Gereja.
Dalam homilinya, Romo Anyo menekankan bahwa kegiatan seperti ini bukan sekadar seremonial, melainkan momen menumbuhkan benih panggilan dalam hati orang muda dan anak-anak.
“Semoga melalui ekspo ini, semakin banyak orang muda yang mendengar dan menjawab panggilan Tuhan, serta semakin banyak tenaga pastoral yang siap melayani umat,” ungkapnya.
Menabur Benih Panggilan, Menuai Harapan
Ketua panitia, Gabriel Salim, menutup kegiatan dengan rasa syukur atas kelancaran dan antusiasme seluruh peserta. Ia berharap ekspo panggilan ini menjadi awal dari semangat baru dalam Gereja Keuskupan Sintang, terutama di wilayah Nanga Pinoh dan sekitarnya.
Ekspo Panggilan Keuskupan Sintang 2025 bukan sekadar ajang pertemuan rohani, tetapi juga perayaan iman, kebersamaan, dan harapan. Di tengah semarak budaya dan persaudaraan, benih panggilan telah ditanam — dan diyakini akan bertumbuh subur di hati kaum muda Katolik Bumi Kalimantan Barat.
















