William Gregor: Pendeta yang Menemukan Unsur Titanium dari Sebuah Desa Kecil di Inggris
Info Nanga Pinoh- Tidak banyak orang yang tahu bahwa penemu unsur logam kuat bernama titanium bukanlah ilmuwan besar dari kota industri, melainkan seorang pendeta desa yang mencintai ilmu pengetahuan. Namanya adalah William Gregor — sosok sederhana dari Inggris yang berhasil mengubah sejarah ilmu kimia dunia pada akhir abad ke-18.
Kisah hidup Gregor membuktikan bahwa penemuan besar tidak selalu lahir dari laboratorium megah, tetapi dari rasa ingin tahu dan ketekunan seseorang yang mencintai ilmu.
Latar Belakang dan Kehidupan Awal
William Gregor lahir pada 25 Desember 1761 di Trewarthenick, Cornwall, Inggris. Ia tumbuh di tengah keluarga yang menghargai pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Sejak kecil, Gregor sudah menunjukkan minat yang besar pada ilmu alam, mineralogi, dan kimia, walaupun pada masa itu pendidikan ilmiah masih terbatas bagi masyarakat umum.
Ia menempuh pendidikan di Bristol Grammar School, kemudian melanjutkan studi ke St John’s College, Cambridge, di mana ia mendapatkan gelar sarjana pada tahun 1784. Setelah lulus, Gregor tidak mengejar karier akademik seperti kebanyakan ilmuwan lain, melainkan menjadi pendeta di daerah Cornish, Inggris Barat Daya.
Namun, di sela-sela tugas keagamaannya, Gregor tetap meluangkan waktu untuk meneliti mineral dan logam di alam sekitar — sesuatu yang kelak membawanya pada penemuan besar.

Baca Juga : Kapolres Melawi Tegas Ingatkan Pelajar: Sekali Coba Narkoba, Masa Depan Bisa Hancur!
Awal Penemuan di Cornwall
Sekitar tahun 1790-an, Gregor mulai tertarik pada batuan hitam pekat yang banyak ditemukan di lembah Manaccan, sebuah desa kecil di Cornwall tempat ia melayani sebagai pendeta.
Mineral itu tampak berbeda dari pasir atau batu biasa. Ia menamakan mineral tersebut “manaccanite” sesuai nama daerah tempat ia menemukannya.
Gregor kemudian mengumpulkan beberapa sampel untuk dianalisis dengan alat sederhana yang ia miliki.
Melalui serangkaian percobaan kimia, ia menemukan bahwa batuan hitam itu mengandung oksida dari logam yang belum dikenal sebelumnya.
Logam itu membentuk senyawa kuat, tidak larut dalam asam, dan memiliki kilau logam yang menarik — karakteristik yang berbeda dari logam-logam yang dikenal pada masa itu seperti besi atau timah.
Penemuan Unsur Baru: Awal Kehadiran Titanium
Pada tahun 1791, Gregor menyadari bahwa unsur logam dalam mineral manaccanite memiliki sifat unik dan belum tercatat dalam literatur kimia Eropa.
Ia menulis laporan ilmiah tentang temuannya dan mempublikasikannya di “Transactions of the Royal Geological Society of Cornwall”.
Dalam tulisannya, Gregor menyebut unsur baru ini sebagai “menaccanite oxide” atau “calx of a new metal.”
Namun, pada masa itu, komunitas ilmiah Eropa belum langsung menyadari pentingnya temuan tersebut.
Empat tahun kemudian, pada 1795, seorang kimiawan asal Jerman bernama Martin Heinrich Klaproth secara terpisah juga menemukan unsur yang sama dalam mineral rutil dan menamainya “titanium”, terinspirasi dari mitologi Yunani — para dewa Titan.
Klaproth memiliki akses laboratorium yang lebih besar dan publikasi yang lebih luas, sehingga namanya lebih dikenal sebagai penemu titanium.
Meski demikian, William Gregor diakui sebagai orang pertama yang menemukan unsur titanium, sementara Klaproth-lah yang menamainya dan mempopulerkannya di dunia ilmiah.
Mengapa Penemuan Ini Penting?
Titanium kemudian terbukti sebagai salah satu logam paling berharga dan berguna di dunia modern.
Logam ini memiliki kekuatan luar biasa, tahan karat, ringan, dan mampu menahan suhu ekstrem.
Kini, titanium digunakan dalam berbagai bidang:
-
Aerospace & penerbangan – untuk bagian pesawat dan roket
-
Kedokteran – untuk implan tulang dan gigi karena sifat biokompatibelnya
-
Industri konstruksi & militer – untuk baja tahan panas, kapal selam, dan senjata presisi
-
Produk sehari-hari – seperti jam tangan, kacamata, hingga ponsel premium
Tanpa penemuan sederhana Gregor di Manaccan, dunia mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menemukan unsur penting ini.
Pendeta yang Tetap Rendah Hati
Menariknya, meskipun menemukan salah satu unsur logam terpenting di dunia, William Gregor tidak pernah mencari ketenaran.
Ia tetap menjalani kehidupannya sebagai pendeta di desa, membantu masyarakat, dan terus meneliti mineral di waktu senggang.
Gregor meninggal dunia pada 11 Juni 1817, pada usia 55 tahun.
Namanya sempat tenggelam selama beberapa dekade, hingga para ahli kimia kemudian menelusuri sejarah penemuan titanium dan menegaskan bahwa Gregor-lah penemu pertama unsur tersebut.
Warisan Ilmiah William Gregor
Kini, nama William Gregor dikenang sebagai contoh sempurna dari ilmuwan amatir yang berkontribusi besar bagi sains.
Beberapa universitas dan lembaga geologi di Inggris memberikan penghargaan khusus atas jasanya dalam menemukan titanium. Bahkan, di desa Manaccan, sebuah tugu peringatan didirikan untuk mengenang tempat penemuannya.
Lebih dari sekadar penemuan logam, kisah Gregor mengajarkan bahwa:
-
Keingintahuan bisa lahir di mana saja, bahkan di tengah kehidupan sederhana.
-
Ilmu pengetahuan tidak mengenal batas profesi, karena Gregor adalah pendeta, bukan ilmuwan karier.
-
Semangat eksplorasi dan ketekunan bisa menghasilkan sesuatu yang abadi bagi umat manusia.
Kesimpulan
William Gregor mungkin tidak terkenal seperti Newton atau Einstein, tetapi perannya dalam sejarah ilmu kimia sangat besar.
Dari sebuah desa kecil di Cornwall, ia berhasil menemukan unsur yang kini menjadi tulang punggung teknologi modern.
Titanium — logam yang kuat, ringan, dan tahan korosi — lahir dari tangan seorang pendeta yang melihat keajaiban Tuhan lewat sains.
Kisahnya menjadi inspirasi bahwa pengetahuan sejati tidak hanya soal kepintaran, tetapi juga tentang ketulusan untuk mencari kebenaran.
















